Friday, June 19, 2009

FRIDAY I'm... AJEP-AJEP...AJEP-AJEP....

Currently listening to: Estelle feat Kanye West - American Boy


I don't know why my mood swings so unstablely today. I intend to be more sensitive.
Hmmm....maybe I'm about to get my period.

Anyway, what's special today?

One of my colleague is finally free from this Alctraz Prison (read: Aceh) after 4 years struggling in this prison. As she said, "Everything is beautiful in His time". I do believe now is the beautiful moment of her life. How can I say so? She get another assignment in different project but still under same umbrella (read: organisation) with higher grade. Another plus, the new duty station is in Medan (read: civilization). Ahhhh... you're so lucky girl, hey...you deserve it!
I'm so happy for you....

Gosh, I think my mood is about to swing again.... ewww.... gimme my happy pills!


Desperately needs AJEP-AJEP

Thursday, June 18, 2009

Ada Apa Dengan Film Indonesia?!?

Currently listening to: Black Eyed Peas - Boom Boom Pow


HUAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!

Buset. Lama banget ya nggak nulis lagi?
Sebenernya stok cerita banyak, apalagi temuan-temuan ajaib selama cuti sakit (baca: autis) di kost-an. Apa daya usia kurang mendukung. Jadilah begitu pulang kantor lebih sering langsung tidur dibanding online lagi.

TAPI....
Gini ya.
Kalo emang dasarnya punya naluri nyela, tidak sampai hati rasanya melihat hal-hal yang patut dicela untuk tidak dicela.
Semua berawal dari niat tulus mencari hiburan berupa film bioskop. Alih-alih dapet film bagus yang layak tonton, saya menemukan tiga film, LOKAL, yang judulnya cukup bombastis, yaitu ini, itu, dan yang paling fenomenal adalah yang ini. Filmnya sih sudah tayang akhir tahun kemarin, tapi saya nggak akan sebut judulnya langsung. Keenakan dikasih promosi gratis.

Saya penasaran banget. Nggak tau kenapa, sejak film berjudul VIRGIN disanjung-sanjung (which I really didn't understand why), terlalu banyak film-film dengan tema seputar selangkangan dan otak mesum yang dibuat. TERLALU BANYAK, dan menurut saya agak keterlaluan ya. Coba kita list down beberapa ya : Puber, Basssaaaah, XL, Kawin Kontrak (2 seri), ML (yang saya syukuri gagal tayang, karena saya yakin nggak ada bagus-bagusnya), sampai Kutunggu Jandamu. Itu yang saya inget ya. Dan sekarang muncul tiga itu. Saya nggak akan kaget kalo film yang akan datang judulnya MENSTRUASI, EJAKULASI DINI atau SAAT MENOPAUSE MELANDA.

Sampai sekarang saya nggak abis pikir lho. Film-film ini beneran ADA yang nonton ya???
Well. Bukannya saya sok moralis ya. Lha wong ke gereja cuman kalo weekdays berikutnya ada event yang perlu didoakan biar lancar. Saya cuman lagi mikir..buset. Apa nggak bisa bikin film yang "bagusan" sedikit ya? Agak malu lho lewat bioskop, separoh dari jumlah teaternya isinya film lokal tapi kayak gini semua. Untung saya berdomisili di Serambi Mekkah (baca: tidak ada bioskop).

Apa selera humor saya yang aneh sendiri? Nggak juga ah. Perasaan dulu jaman Warkop DKI jaya, kan temanya agak mirip, tapi masih bisa bikin saya ketawa ngakak. Judulnya kurang lacur apa coba : Kanan-Kiri OK, Maju Kena Mundur Kena, Makin Lama Makin Asyik, sampai Saya Suka Kamu Punya. Udah gitu pemain-pemainnya juga nggak kalah sintal dibanding yang sekarang (meskipun dulu harus dengan bonus ketek gondrong ya.....)

Kalo sekarang? Beuuuuuh. Ngelirik posternya pun ogah.
Apa sutradara-sutradara sekarang mau mengulang masa jaya Warkop dulu? Well. Kalau itu tujuannya....selamat, anda GAGAL.

Wednesday, June 10, 2009

Wanita VS Warkop

Currently listening to: Imogen Heap - Goodnight and Go


Apa yang SALAH dengan WANITA yang SUKA NONGKRONG di WARKOP?


Beneran deh.

Saya mulai terganggu dengan pandangan orang-orang setiap kali saya nongkrong di warkop di atas pukul 10 malam.

Saya kan nggak ada maksud buat menjaring Oom Oom Senang (baca: pria-hidung-belang-yang-haus-belaian-wanita). Jelas-jelas niat saya cuma mau menikmati segelas kopi sanger dingin ditemani pembicaraan hangat dari seorang atau beberapa teman baik yang mostly berjenis kelamin pria.

Apa ada aturan main tak tertulis yang menggariskan warung kopi di atas pukul 10 malam hanya diperuntukkan sebagai tempat nongkrong pria? HARAM hukumnya bagi wanita seperti saya (baca: haus hiburan) untuk menjejakkan kakinya di tempat ini di jam-jam rawan tersebut.

Apakah sesuatu yang tidak lazim di masyarakat seenaknya disebut tidak baik, tidak pantas, tidak normal, dan kejamnya lagi melanggar aturan (aturan yang mana?)

Coba, adakah yang bisa memberikan penjelasan logisnya?

Monday, June 08, 2009

I DO LOVE MONDAY

Currently listening to: Silverchair - Tomorrow

Sedikit kronologis hari Senin ini.

Diawali dengan alarm ponsel yang sudah diset JAM 6.30 ( it's already early for me as I am not a morning person) SUBUH. Praying. Morning Devotion [baca: dengerin STENDJI di GMHR sambil bermalas-malasan di kasur). Mandi.

Berangkat subuh-subuh (baca: 08:30 WIB) dengan kantung mata tebal yang mungkin bisa dipake nyimpen dompet. Nyampe kantor JAM SETENGAH SEMBILAN LEWAT TUJUH MENIT PAGI (secara tadi dianter ama valentino rossi, jd nyampenya cepet banged).
Menghadap Boss (minta boarding pass perjalanan dinas minggu lalu).

Buka-buka komputer (nyiapin dokumen Travel Expense Claim si Boss) dengan mata seadanya.
Setengah jam kemudian minta tanda-tangan si Boss dan turun ke lantai 2 minta approval dari Ops Manager. Gosip-gosip bentar ama anak Operations, terus naik lagi ke lantai 3 (PP melewati 44 anak tangga, what an exercise... thanks Boss! Resep dietnya TOP BGT).

Baru aja mau duduk, si Boss tiba-tiba memanggil, ternyata di ruangan ada Nenek Sihir menanyakan FAX dari partai-lokal-terbesar yang dikirim Jum'at lalu. Akhirnya nemu juga suratnya di kubangan fax masuk. Sepuluh menit kemudian...Abrakadabraa....Nenek Sihir menghilang (baca: pamit undur diri..siaran kali boo!)

Lagi asyik-asyik update Stationery Report, eh tau-tau si Boss udah ada di depan mata.
Kali ini minta dibelikan shuttlecock merk GARUDA Budiono (aya kituh Boss? Bukannya Garuda Pancasila...akulah pendukungmu). Bergegas turun ke lantai 1 dan berdiri 1 menit di bawah terik matahari pukul 12 siang sambil menunggu mobil (baca: mengutuk global warming). Otw ke toko olahraga, agak kehibur ama CD yang diputer di mobil si abang. Nggak nyangka, selera musiknya "gw bgt"... Lumayan kehibur ama lagu-lagunya Silverchair.

Sebelum pulang, melampiaskan makan pagi dan siang yang terlewat dengan menumpuk zat besi dan protein bersama seorang perempuan seumuran yang juga sedang jomblo.

Dan sebuah pertanyaan kritis terlontar dari si perempuan:
"Eh. Pernah ngerasa nggak, kalo sebenernya orang seumur kita itu terlalu sibuk sampai nggak kepikir buat pacaran?"

FINALLY!!
A GEWD EXCUSE OF BEING SINGLE!!!


Friday, June 05, 2009

is it ever enough, when it's just enough?

Currently listening to: Vicky Sianipar - Sesal Semu

Belum lama ini saya merasa digampar sama sebuah kalimat yang diucapkan karakter paling cacat gaya dalam sejarah industri film televisi. Betty Suarez.
Kondisinya di situ adalah waktu Daniel Meade memaksa pacarnya yang terkena kanker untuk mengambil peluang pengobatan yang ada. Tujuan yang diharapkan tentu adalah perpanjangan umur, yang menurut Daniel sangat berguna buat mereka berdua. Sayangnya si pacar menolak.
Di situlah (seperti biasa) dia dihajar Betty Suarez dengan sebuah petuah bijaksana.
"Sometimes you can't get more. Sometimes you have to take what you get."

Dijembrengi kalimat itu awalnya saya protes.
Apa yang salah sih dengan berharap lebih?
Kenapa kita nggak boleh berharap mendapat sesuatu yang lebih?
Buat saya itu manusiawi. Banget.

Prinsip itu juga yang saya pegang waktu saya memutuskan untuk memenangkan ego saya dalam urusan hati. Saya menantang diri saya untuk melangkah ke level baru dalam sebuah hubungan. Sayangnya, level yang menurut saya sangat sederhana ini ternyata tidak memberikan sensasi seperti yang diharapkan dari pihak sana.
Saat itulah saya sadar, bahwa memasuki batasan 'lebih' bisa menjadi suatu hal yang buruk.
Malah bisa merusak hal-hal manis yang sudah dirajut sebelumnya.

Mungkin... mungkin lho ini... emang udah jadi kodrat manusia diciptakan dengan sifat serakah. Wait. Serakah nggak terlalu sedep didenger. Tidak-mudah-puas. That's better.
Kadang kita terlalu fokus dengan kondisi 'lebih' yang ideal, yang biasanya kita ciptakan sendiri. Sayangnya, kita tidak mempertimbangkan pihak lain yang kita libatkan dalam kondisi ideal ini.
Sebuah hal manis, yang ironisnya..egois.

Lalu apa inti dari semua kacrut panjang yang tertulis di sini?
Kalo ditanya apakah ada batas dari sebuah kepuasan, jawabannya pasti enggak. Meminjam kata-kata Boris Dlugosch & Roisin Murphy : is it ever enough, when it's just enough?
Kita selalu akan mencoba untuk mencapai (minimal) satu level lebih tinggi dari apa yang kita punya sekarang. But then again, are you ready for the consequences?

Saya cuman berharap, kalo suatu hari penyesalan itu datang, mudah-mudahan wujudnya tidak berupa sosok Betty Suarez yang menghantui setiap mimpi kita dengan kata-katanya itu tadi.
It's just scary.

Monday, June 01, 2009

Kebiasaan Buruk

Currently listening to: Rod Steward - Have I told you lately that I love you


Just wondering.

Apa ya nama yang pas buat sebuah kebiasaan buruk mengintip-ngintip profil facebook atau friendster seseorang berstatus masa-lalu, hanya untuk kemudian merasa rindu, atau malah sakit hati melihat update-updatenya?

Oh, dan kalo udah ketemu istilahnya, mungkin ada yang sekalian punya cara efektif untuk menghentikannya?