Tuesday, October 28, 2008

LOVE IS BLIND


It feels right even when everybody says it's wrong.

Matahari senja sudah lama menghilang saat aku membereskan meja kerjaku.
Satu lagi hari yang melelahkan. Selalu begini. Tumpukan surat masuk, Request for Approval, matahari yang sudah tertidur, lembur, kelelahan, lantas pulang.

Membosankan. Well, tidak selalu begitu memang. Kadang-kadang diselingin kegiatan ngopi bersama The Jablaiers, dinner with "teman dekat" atau berburu sunset di Pantai Aceh.
Tapi benang merahnya sama saja. Rutinitas. Kebiasaan. Bosan.

Malam ini aku mendapat undangan makan malam dari salah satu kolega, Bang FK.
Beliau merayakan pencapaian signifikan dalam tipe kontrak kerjanya. I'm so happy for him (I should, since he was being nice cordially invited me).

Aku melirik jam tanganku. Masih pukul 21:00 WIB, night still young. Acara gathering with Bang FK, cepat sekali usai. Mau pulang langsung ke rumah tapi suasana hati lagi tidak enak.
Mau ngajakin "teman dekat" jalan, tapi dia lagi nganterin bapaknya ke dokter.
O Gosh... What should I do then? *sigh*

Akhirnya aku putuskan pulang saja ke rumah (baca: kotak sabun berukuran 3x3meter including toilet inside).

Habis mandi badanku terasa segar kembali. Sekarang mau ngapain ya? Aku menyalakan benda persegi berukuran 15 inci itu. Pindah dari satu channel ke channel lainnya. Fiuuh...tidak ada tontonan yang menarik perhatianku malam ini.

But, wait.... apa itu? Tepatnya, video klip siapa ini? Duh gusti, kenapa jantungku berdegub kencang ya. Rasa apa ini? Anjriiittt..... Kenapa tabungan akal sehat dikepalaku lebih kecil dibanding hasrat yang menggedor-gedor di hatiku?

All my life, who am I?

No comments: