Friday, June 05, 2009

is it ever enough, when it's just enough?

Currently listening to: Vicky Sianipar - Sesal Semu

Belum lama ini saya merasa digampar sama sebuah kalimat yang diucapkan karakter paling cacat gaya dalam sejarah industri film televisi. Betty Suarez.
Kondisinya di situ adalah waktu Daniel Meade memaksa pacarnya yang terkena kanker untuk mengambil peluang pengobatan yang ada. Tujuan yang diharapkan tentu adalah perpanjangan umur, yang menurut Daniel sangat berguna buat mereka berdua. Sayangnya si pacar menolak.
Di situlah (seperti biasa) dia dihajar Betty Suarez dengan sebuah petuah bijaksana.
"Sometimes you can't get more. Sometimes you have to take what you get."

Dijembrengi kalimat itu awalnya saya protes.
Apa yang salah sih dengan berharap lebih?
Kenapa kita nggak boleh berharap mendapat sesuatu yang lebih?
Buat saya itu manusiawi. Banget.

Prinsip itu juga yang saya pegang waktu saya memutuskan untuk memenangkan ego saya dalam urusan hati. Saya menantang diri saya untuk melangkah ke level baru dalam sebuah hubungan. Sayangnya, level yang menurut saya sangat sederhana ini ternyata tidak memberikan sensasi seperti yang diharapkan dari pihak sana.
Saat itulah saya sadar, bahwa memasuki batasan 'lebih' bisa menjadi suatu hal yang buruk.
Malah bisa merusak hal-hal manis yang sudah dirajut sebelumnya.

Mungkin... mungkin lho ini... emang udah jadi kodrat manusia diciptakan dengan sifat serakah. Wait. Serakah nggak terlalu sedep didenger. Tidak-mudah-puas. That's better.
Kadang kita terlalu fokus dengan kondisi 'lebih' yang ideal, yang biasanya kita ciptakan sendiri. Sayangnya, kita tidak mempertimbangkan pihak lain yang kita libatkan dalam kondisi ideal ini.
Sebuah hal manis, yang ironisnya..egois.

Lalu apa inti dari semua kacrut panjang yang tertulis di sini?
Kalo ditanya apakah ada batas dari sebuah kepuasan, jawabannya pasti enggak. Meminjam kata-kata Boris Dlugosch & Roisin Murphy : is it ever enough, when it's just enough?
Kita selalu akan mencoba untuk mencapai (minimal) satu level lebih tinggi dari apa yang kita punya sekarang. But then again, are you ready for the consequences?

Saya cuman berharap, kalo suatu hari penyesalan itu datang, mudah-mudahan wujudnya tidak berupa sosok Betty Suarez yang menghantui setiap mimpi kita dengan kata-katanya itu tadi.
It's just scary.

1 comment:

Sam said...

Pihak sana minta lebih, lantas senja, matahari akan segera terbenam...lalu malam. Tentunya malam adalah peluang untuk menikmati bintang sambil menunggu pagi yang lain, pagi yang baru. Always happy and beauty. Jadi iri dengki nih.